Wednesday, February 28, 2007

Are their breast bigger than me?

First time I heard about this thing is when a couple hours ago, I'm hanged out with some my girlfriends in a fancy mall at J-town. One of them, pretends her name was XiaoYu, feel anxious when she saw most of girls' breast in the mall were SO BIG. she said, "maybe they all got injected by silicon, cause I didn't see it like a real one" (while she starring at her own). my other friend said, "hey...nope hon(ey), mine are real. you can touch it if you dont believe me!". honestly when I hear that, I'm think and got curious...Were girls always worrying about their looks? weren't they happpy enough to be their self? maybe yes....maybe not.....I dont know.

Then I see the connection of this thing with the exploitation of women's body in the media...hey,come on, you just cant throw the reality now that performances DOES MATTER. it influensce your career, your familiy, even your life. media is everywhere. they just sorrounding us and say, "listen everyone: For those who doesnt have pretty face or a nice body, you dont have a chance to have a normal life"...

All I can say : FUCK THOSE RULES MAN!!!!

Monday, February 5, 2007

skripsi gw nih...tapi ditolak dosen...huhuhu

Nama : Fadly Haley Tanjung PL 4102 Metode Penelitian

NIM : 15403002 Proposal Tugas Akhir

PERANCANGAN TAPAK KAWASAN MONUMEN PERINGATAN TRAGEDI TSUNAMI

DI DESA PUNGE BLANG CUT, KOTA BANDA ACEH

1.1 Latar Belakang

Bencana alam tsunami yang melanda Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2004 telah mengakibatkan banyak kerusakan dan kerugian materil. Ribuan rumah hancur dan ratusan hektar sawah terendam, kehidupan sosial ekonomi Kota Banda Aceh menjadi mati dalam beberapa menit saja. Program penataan ruang desa (village spatial planning) pun dicanangkan oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Program ini bertujuan untuk memetakan kembali lokasi perumahan serta sarana prasarana yang akan dibangun dalam suatu desa.

Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh merupakan salah satu desa yang terkena kerusakan cukup parah. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang desa sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan proyeksi kebutuhan perumahan serta fasilitas perkotaan lainnya. Satu hal menarik yang terjadi di desa ini adalah terdamparnya sebuah kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN dengan berat belasan ton, tinggi ± 25 meter dan panjang ± 100 meter. Jarak kapal ini 4 km dari garis pantai Kota Banda Aceh dan berada di tengah-tengah lokasi permukiman penduduk.

Menurut sumber yang didapat dari Pemerintah Kota Banda Aceh dan Geuchik (kepala desa) setempat, kapal ini rencananya akan dijadikan museum dokumentasi tsunami dan kawasan sekitarnya akan dijadikan Monumen Peringatan Tragedi Tsunami. Monumen ini akan menjadi tempat bagi masyarakat Aceh maupun luar negeri untuk mengenang bencana terbesar abad ini sebagai bahan perenungan di masa depan. Tetapi sampai pada bulan Juli 2006 lalu, belum ada keputusan resmi dari pemerintah kota sehingga dalam pembuatan rencanan tata ruang Desa Punge Blang Cut, tidak dialokasikan lahan untuk pengembangan monumen tersebut. Akibatnya warga malah menginginkan kapal tersebut untuk dipindahkan dan tanahnya dikembalikan ke warga untuk dibangun perumahan. Hal ini tentu sangat disayangkan karena kapal tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi monumen yang akan bermanfaat bagi warga setempat apabila dirancang dan dikelola dengan baik.

Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis memilih judul tugas akhir ini yaitu: “Perancangan Tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami di Desa Punge Blang Cut, Kota Banda Aceh”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan informasi BRR bulan Juni 2006, proyek pengerjaan rencana tata ruang untuk Desa Punge Blang Cut ini dikerjakan oleh PT. Macon sebagai konsultan yang ditunjuk Asian Development Bank. Tetapi, di dalam dokumen rencana tersebut tidak disertakan lokasi kapal dan batas pengembangan lahan yang akan dijadikan wilayah monumen. Selain itu juga belum ada dokumen rencana yang menjelaskan konsep perancangan baik skala makro, dalam arti secara keseluruhan, maupun skala mikro berupa rancangan tiap zona yang mengidentifikasi jenis kegiatan dari monumen peringatan tersebut. Padahal keberadaan monumen yang berada di antara rumah penduduk akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut.

Jadi persoalan dalam penyusunan rancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami ini adalah sebagai berikut:

1. Jika dilihat pada peta rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut yang telah disusun oleh PT. Macon, dimanakah batasan lokasi di sekeliling Kapal PLTD yang ditujukan untuk pengembangan tapak monumen?

2. Bagaimana konsep perancangan makro dan mikro monumen Kapal PLTD tersebut yang mengidentifikasi jenis kegiatan di dalam kawasan monumen?

3. Bagaimana rancangan tapak kawasan Monumen Peringatan Tragedi Tsunami setelah diketahui konsep perancangan makro dan mikronya?

1.3 Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Maksud dari perancangan ini adalah menyusun rancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami yang sesuai dengan kondisi lingkungan perumahan di sekitarnya. Luas tapak yang dimaksud baru akan didapat setelah dilakukan evaluasi terhadap peta rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut yang telah disusun PT. Macon dengan mempertimbangkan kondisi fisik desa.

Tujuan perancangan adalah menciptakan suatu monumen yang mempunyai konsep sehingga dapat dikunjungi oleh masyarakat Banda Aceh dan wisatawan manca negara lainnya. Selain itu juga sebagai tempat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan tsunami dan perenungan terhadap bencana yang telah terjadi sehingga dapat mendorong semangat untuk membangun kembali Aceh dengan tetap bercermin pada masa lalu.

Untuk mencapai tujuan perancangan tersebut maka disusun sasaran perancangan sebagai berikut:

  • Mengevaluasi rencana tata ruang desa yang disusun PT. Macon untuk menentukan lokasi tapak yang akan dikembangkan menjadi monumen dengan mempertimbangkan karakteristik fisik desa seperti letak jalan dan perumahan.
  • Merumuskan konsep perancangan makro dan konsep perancangan tiap zona di kawasan monumen, yang mempertimbangkan hasil evaluasi rencana tata ruang desa PT. Macon, serta karakteristik pengunjung monumen dan fisik tapak.
  • Menyusun rancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami berdasarkan konsep perancangan yang telah dirumuskan sebelumnya.

1.4 Lingkup Perancangan

Lingkup perancangan ini meliputi lingkup materi dan lingkup wilayah studi.

1.4.1 Lingkup Materi

Materi yang dicakup dalam perancangan tapak ini adalah:

1. Evaluasi rencana tata ruang desa PT. Macon, yang terdiri dari:

- Pencarian dokumen peta hasil musyawarah desa di PT. Macon yang telah memiliki legitimasi warga desa.

- Mendelineasi lokasi tapak beserta batas-batasnya berdasarkan karakteristik fisik desa.

2. Perumusan konsep perancangan Monumen Peringatan Tragedi Tsunami, yang terdiri dari:

- Perumusan konsep perancangan tapak makro, yang terdiri dari:

· Konsep kegiatan

· Konsep organisasi ruang

· Konsep sirkulasi dan aksesibilitas

· Konsep pembentukan ruang

- Perumusan konsep perancangan tiap zona, yang masing-masing zona mencakup:

· Perumusan tujuan perancangan

· Perumusan prinsip perancangan

· Perumusan konsep perancangan

- Perumusan komponen dan perkiraan kebutuhan ruang

3. Penyusunan rancangan tapak yang mencakup rancangan ruang dan kegiatan, sirkulasi, vegetasi, dan perkakas.

1.4.2 Lingkup Wilayah Studi

Lingkup wilayah studi dalam perancangan ini adalah Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Desa ini dibatasi dengan:

  • Sebelah utara : Desa Punge Jurong dan Jalan Iskandar Muda
  • Sebelah timur : Krueng (sungai) Doy dan Kelurahan Sukaramai
  • Sebelah barat : Desa Blang Oi
  • Sebelah selatan: Desa Lamtemen Timur

Untuk lebih jelasnya, tapak perancangan ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.5 Metodologi

Rencana tata ruang desa yang disusun oleh PT. Macon belum mencakup lokasi tapak pengembangan monumen. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap rencana tata ruang desa tersebut sebelum dilakukan penyusunan rancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami. Evaluasi ini dilakukan dengan menelusuri dokumen peta hasil musyawarah desa. Setelah itu dilakukan observasi di lapangan untuk menentukan batas lokasi tapak dengan mempertimbangkan kondisi fisik desa seperti letak jalan dan perumahan di sekitar kapal.

Setelah lokasi tapak diketahui dengan pasti, maka dapat dirumuskan konsep perancangan tapak makro yang terdiri dari konsep kegiatan, organisasi ruang, sirkulasi dan aksesibilitas, serta pembentukan ruang. Konsep perancangan tapak makro ini berguna sebagai dasar dalam penyusunan konsep tapak tiap zona. Kemudian konsep perancangan tapak tiap zona ini akan menjadi pedoman penyusunan rancangan tapak monumen. Rancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami mencakup:

- Rancangan ruang dan kegiatan, yang terdiri dari:

  • Jenis kegiatan
  • Jenis dan alokasi zona di dalam monumen
  • Alokasi kegiatan dalam setiap zona di dalam monumen
  • Pembentukan ruang
  • Jenis dan alokasi bangunan

- Rancangan sirkulasi yang terdiri dari:

· Peruntukkan jalan

· Karakter pergerakan

· Pintu masuk ke monumen

· Alokasi parkir dan kapasitasnya

- Rancangan vegetasi, yang terdiri dari:

  • Fungsi dan bentuk pohon

- Rancangan perkakas yang terdiri dari:

· Jenis, bentuk, dan penempatan perkakas

Untuk lebih jelasnya, proses perancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami ini dijelaskan pada Gambar 1.2.

Metode perancangan tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami dapat dijelaskan sesuai dengan sasaran perancangan seperti berikut ini:

· Evaluasi Rencana Tata Ruang Desa Yang Disusun PT. Macon

Arti evaluasi di sini adalah mencari dokumen rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut yang sudah disetujui warga dalam konsensus desa. Kemudian dilakukan observasi dan pengamatan lapangan untuk menentukan batas lokasi tapak berdasarkan karateristik fisik desa.

· Perumusan Konsep Perancangan Makro dan Mikro (Tiap Zona) di Kawasan Monumen

Metode yang digunakan dalam perumusan konsep rancangan makro adalah metode analisis normatif (berdasarkan norma-norma tertentu; Surakhmad, 1980 dalam Hehahia 1998) dengan menggunakan analisis tapak secara internal dan eksternal. Hal ini untuk mengetahui potensi dan masalah yang berkaitan dengan pengembangan rancangan tapak monumen.

Perumusan konsep perancangan tiap zona juga mengunakan metode normatif, dengan menurunkan konsep makro yang telah dirumuskan sebelumnya ditambah dengan tinjauan pustaka bila diperlukan untuk memperkuat konsep rancangan. Selain itu dilakukan pula observasi ke lapangan serta wawancara dengan pihak-pihak dengan teknik in-depth interview.

· Penyusunan Rancangan Tapak Monumen Peringatan Tragedi Tsunami

Penyusunan rancangan tapak ini berdasarkan konsep perancangan makro dan mikro yang telah dibuat sebelumnya, dengan pertimbangan-pertimbangan pada tiap cakupan rancangan sebagai berikut:

1. Rancangan ruang dan kegiatran, terdiri dari:

- Jenis kegiatan, mempertimbangkan fungsi monumen yang ingin dikem-bangankan.

- Jenis dan alokasi zona di dalam kawasan monumen, mempertimbangkan fungsi masing-masing zona yang ada dalam monumen.

- Alokasi kegiatan dalam setiap zona di kawasan monumen, mempertimbangkan pengaruh setiap kegiatan terhadap makna perenungan monumen.

- Pembentukan ruang, mempertimbangkan kesan ruang yang ingin ditimbulkan dalam tiap zona.

- Jenis dan alokasi bangunan, mempertimbangkan kebutuhan pengunjung monumen.

2. Rancangan sirkulasi, terdiri dari:

- Peruntukkan jalan, mempertimbangkan hubungan antar zona di dalam kawasan monumen.

- Karakter pergerakan, mempertimbangkan kesan yang ingin dibentuk dari pergerakan di dalam kawasan monumen.

- Pintu masuk kawasan monumen, mempertimbangkan kemudahan pencapaian ke dalam kawasan monumen.

- Alokasi parkir dan kapasitasnya, mempertimbangkan kemudahan pencapaian dari zona parkir ke setiap kegiatan di dalam monumen.

3. Rancangan vegetasi, terdiri dari:

- Fungsi pohon, mempertimbangkan penciptaan suasanan yang ingin dibentuk di setiap zona maupun secara keseluruhan monumen.

- Bentuk pohon, mempertimbangkan fungsi pohon.

4. Rancangan perkakas, terdiri dari:

- Jenis, mempertimbangkan kebutuhan pengunjung akan perkakas serta kegiatan yang dilakukan.

- Bentuk, mempertimbangkan fungsi, kenyamanan, dan suasana yang ingin diciptakan.

- Penempatan, mempertimbangkan kebutuhan di tiap zona sehingga diketahui kebutuhannya.

1.6 Sistematika Perancangan Tapak

Perancangan tapak ini terdiri dari empat bab, yang setiap isinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode pengumpulan data, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 EVALUASI RENCANA TATA RUANG DESA PT. MACON

Pada bab ini dilakukan evaluasi rencana tata ruang desa yang telah dibuat PT. Macon dengan pencarian dokumen peta hasil konsensus desa yang kemudian didelineasi batas lokasi tapak.

BAB 3 KONSEP PERANCANGAN MONUMEN PERINGATAN TRAGEDI TSUNAMI

Bab ini tergai menjadi dua bagian, yaitu penyusnankonsep perancangan makro, serta konsper perancangan tiap zona di dalam kawasan monumen.

BAB 4 RANCANGAN TAPAK MONUMEN PERINGATAN TRAGEDI TSUNAMI

Bab ini berisi hasil rancangan tapak berdasarkan konsep rancangan makro dan mikro yng sudah disusun sebelumnya. Rancangan tapak ini mencakup rancangan ruang dan kegiatan, sirkulasi, vegetasi, dan perkakas.