Thursday, March 29, 2007

Forum Silaturahmi...

Kegiatan rutin ini sebenarnya diawali tahun lalu sejak FKHD (Forum Ketua Himpunan Departemen) vakum. Tetapi para ketua himpunan waktu itu masih membutuhkan adanya forum yang memberikan informasi mengenai keadaan aktual kampus, khususnya yang dialami oleh himpunan. Itulah tujuan dibentuknya forum ini dan tidak ada unsur legal atau ketetapan, hanya sebuah forum informal tetapi sarat isi. Sekarang, lebih diwarnai oleh banyaknya ketua himpunan baru yang rata-rata sudah ikut sebelumnya atau baru bergabung. Tempat dan pihak penyelenggara juga bergantian antarhimpunan dan unit. Satu hal yang pasti hanya waktu kegiatannya yaitu tiap selasa per dua minggu. pada hari Selasa, 25 April 2006 lalu bertempat di Selasar Planologi dengan jumlah peserta yang hadir cukup banyak dibandingkan sebelumnya. Diantara himpunan yang dihadiri ketuanya adalah HMIF, PATRA, HMGM, HME, HMTL, dll. Sedangkan diantara ketua unit yang datang ada dari KMPA, LFM, UKSU, MUSI, dll. Serta ada juga Presiden KM terpilih, Dwi.

Pembahasan yang ada di dalamnya sangat terbuka, terutama berkaitan dengan iklim kemahasiswaan kampus. Forum dibuka oleh penyelenggara, Ketua HMP, Apri dengan topik pembahasan adanya surat peringatan dari Biro Kema-hasiswaan (Dulunya bernama LPKM) bertandatangan Pak Djaji (maaf kalau salah ketik) kepada Ka.KMPA, Ka.PSIK, dan Ketua Panitia acara Peringatan Hari Bumi. Ini berkaitan dengan Konser musik penutup acara sepekan lalu yang diadakan di Plaza Widya yang mengganggu dua acara yang sedang dilakukan oleh LPKM di kedua wing CC. Seketika itu juga beliau menutup acara itu di pertengahan. Tentunya keluar surat ini menuai kebingungan dan tidak terima dari organisasi yang dikenai sanksi tersebut. Karena menurut mereka, Pak Widyo sebagai WRM sudah menyetujuinya dengan lisan. Sekarang sedang tahap klarifikasi atas terbitnya surat tersebut. Kondisi ini menandakan satu hal bahwa komunikasi di antara petinggi dan atau pegawai ITB sendiri masih belum bagus dan sinkron. Sedangkan mereka mengumbar-umbar pada kita, kenapa mahasiswa sulit sekali diwakili suaranya oleh satu orang presiden mahasiswa. Berkaitan dengan hal ini, LSS merupakan unit yang selalu didukung oleh beliau-beliau karena punya reputasi yang cukup baik, walaupun tidak selalu di’anak emas’kan. Pelajaran yang dapat dipetik dari kasus ini bahwa kita harus yakin dulu mendapat ijin kegiatan secara tertulis oleh Biro Kemahasiswaan jika skalanya besar.

Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya untuk menginisiasi kembali BKSK (Badan Koordinasi Satuan Kegiatan) yang berisi perwakilan unit-unit di ITB, karena itu merupakan salah satu syarat wajib kita untuk menjalan-kan fungsi kemahasiswaan yang ideal, kata ketua UKSU yang sedang menggodok AD/ART UKSU untuk disesuaikan dengan konsepsi kemahasiswaan KM ITB.

Topik pembicaraan pun beralih pada adanya stereotipe negatif dan pengamanan ganda dari rektorat pada himpunan atau unit yang selama ini punya ‘cap buruk’ dengan berbagai sistem kaderisasinya. Hal ini sangat membatasi ruang gerak mereka untuk berkegiatan. Tetapi dapat disikapi dengan komunikasi yang tepat dengan pihak birokrasi dengan cara mengundang mereka dalam acara tersebut sehingga melihat sendiri baik atau buruknya sebelum dilarang. Tentunya dengan transparansi dari himpunan/unit tersebut.

Adanya ketidakberdayaan himpunan/unit ini untuk beradu pendapat dengan birokrasi jika dituduh salah, akhirnya memunculkan pandangan dengan cara apa kita bisa ‘melawan’nya, karena sepertinya mereka mempunyai kekuasaan yang diluar kapabilitas kita, karena mereka merasa berhak mengatur semua kegiatan kita. KM ITB sebagai lembaga pun sepertinya tidak cukup kuat untuk itu, pers mahasiswa juga terkesan dikendalikan oleh mereka, memang sepertinya ITB dipenuhi oleh orang-orang jahat terpinter se-ITB, ucap salah satu peserta forum. Sebenarnya yang ngelawan adalah kita semua, mahasiswa yang menyuarakan hak-haknya seperti transparansi keuangan yang masuk ke ITB, berkegiatan, dan berkaderisasi. Itu bisa dicapai asal kita YAKIN. Kalau perlu kita sebagai kaum ilmiah, lakukan saja polling pada seluruh mahasiswa mengenai kinerja rektorat yang semakin lama asyik menajamkan taringnya. Intinya kita perlu melangkah bersama (kok jadi kayak kampanye SBY?) dengan Kabinet KM sebagai jembatan semua HMJ & UKM. Yah, minimal brand image yang negatif tadi menjadi leih baik. (Tandj)

No comments: