Thursday, March 29, 2007

Perubahan Sistem KM ITB, Perlukah?

Keadaan kampus ITB selama bulan Agustus 2006 ini memanas. Hal ini tidak terlepas dengan kegiatan tahunan Kabinet KM ITB yaitu OSKM 2006. Gonjang-ganjing ketidaksiapan panitia mulai santer terdengar sejak bulan Juli. Ujung-ujungnya panitia dan Presiden hanya mempunyai sedikit waktu untuk melobi pihak Rektorat terkait pelaksanaan OSKM 2006 sehingga tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak dan pada akhirnya OSKM dilarang oleh Rektorat.

Kabinet KM pun berkonsultasi dan meminta pendapat massa kampus melalui para ketua himpunan dalam forum setiap malam beberapa hari sebelum dan selama OSKM. Forum ini dinilai berbeda oleh setiap himpunan, massa HMJ yang datang memang tidak pernah lengkap, tapi cukup banyak untuk membahas bermacam kasus yang terjadi dari berbagai sisi. Ada yang berpendapat bahwa seharusnya tidak perlu sampai mengumpulkan para kahim karena ada Kongres sebagai badan legislatif yang mewakili HMJ. Ada juga yang mendukung forum seperti ini karena massa kampus lebih tahu permasalahan yang ada. Dan memang ada beberapa himpunan yang tidak mengirimkan senatornya ke Kongres, sering datang dalam forum. Atau alasan bahwa Kongres tidak mewakili suara massa kampus/tidak mempunyai legitimasi akibat adanya HMJ yang tidak mengirimkan senatornya.

Di lain sisi, KM ITB semakin lemah posisinya di mata Rektorat. Setiap tahun harus melobi dari nol untuk mengajukan konsep OSKM. Secara struktural, KM ITB tidak ada dalam garis koordinasi dengan Rektorat, baik di bawah ataupun di atasnya. Hal ini yang sekarang mulai menjadi bumerang bagi kemahasiswaan. Dengan menyandang status BHMN, Rektorat ingin memperbaiki citra ITB sebagai kampus riset dan menghilangkan citra kaderisasi kemahasiswaan ITB yang keras. Maka semakin tidak berdayalah KM ITB di mata Rektorat. Karena setiap kata ‘kaderisasi‘ pada ‘mahasiswa baru’ pasti sudah dicap buruk oleh Pak Widyo, WRM (Wakil Rektor Bid.Kemahasiswaan).

Masih segar diingatan kita pada tahun 2005 lalu ada pelarangan segala bentuk kaderisasi himpunan pada mahasiswa 2005 dan IMG (Ikatan Mahasiswa Geodesi) disegel oleh Rektorat, belum lagi kasus HIMAFI yang berujung skorsing pada Ketua Kaderisasi-nya, dan masih banyak contoh kasus lain. Jelas sekali terlihat perjuangan setiap himpunan untuk ‘bertahan hidup’ dan Kabinet KM 05-06 seakan tidak melakukan apa-apa menge-nai ini. Padahal sudah seharusnya lembaga kemahasiswaan terpusat mencoba lobi-lobi tingkat atas agar hal seperti ini tidak lagi terjadi. Semoga saja kasus-kasus tersebut tidak akan terjadi pada tahun ini dan menjadi evaluasi penting bagi Kabinet KM 06-07.

Fungsi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di dalam Kongres KM ITB juga dipertanyakan. Lembaga BKSK (Badan Koordinasi Satuan Kegiatan) yang merupakan wadah aspirasi unit ke Kongres tidak terbentuk setelah 5 tahun setelah Konsepsi Keluarga Mahasiswa ITB dibuat pada 2001. Ketika ditelusuri, banyak unit yang memang tidak berkepentingan di dalam suatu badan legislatif. Asalkan mereka masih dapat berkegiatan juga sudah baik. Hanya beberapa unit saja yang bermuatan politis dan propaganda, yang berniat membentuk BKSK.

Berbagai data dan fakta di lapangan tersebut mencerminkan realita kehidupan kemahasiswaan kita. Penuh dengan berbagai kepentingan dan perbedaan pendapat, tapi demokrasi yang sehat memang harus berwarna dan banyak kepala. Kita tidak tahu gambaran kemahasiswaan ITB tahun depan akan seperti apa. Ibaratnya mau menghidup-kan lampu di ruangan gelap, tapi tidak tahu dimana saklarnya berada, selalu mencari-cari.

Kongres KM ITB sebagai lembaga legislatif di kemahasiswaan, mencoba menawarkan alternatif penyelesaian masalah tersebut yaitu dengan melakukan Lokakarya Kemahasiswaan (LK). Tahun ini adalah kali keduanya Kongres menawarkan hal yang sama karena hasil tahun lalu belum maksimal dan baru dalam tahap perumusan nilai-nilai kemahasiswaan. Direncanakan nantinya LK akan bertujuan untuk mengusahakan perbaikan sisem kemahasiswaan yang disepakati bersama, terutama dalam dua hal, yaitu:

1. Pola hubungan elemen internal KM ITB

2. Pola hubungan kemitraan KM ITB dengan Sistem ITB atau eksternal KM ITB.

Ibaratnya seperti lagu lama, banyak pihak baik himpunan-himpunan maupun unit yang pesimis terhadap hasil LK tahun ini. Mereka mengkhawatirkan setiap orang hanya berkepentingan sendiri-sendiri dan tidak berjalan dengan efifien. Lagipula, perlu banyak hal yang harus dibahas, seperti menata ulang sistem kemahasiswaan kita. Kalau diperhatikan, elemen kampus (HMJ, Unit, Kabinet, Kongres) belum benar-benar telah menjalankan 100% aturan yang ada dalam AD-ART KM ITB 2006. Diperlukan banyak kearifan dan keberanian merubah diri sendiri untuk menciptakan suatu sistem KM ITB yang menyatu dan berjalan baik. Semua demi kemahasiswaan yang lebih baik.

(Ale, Senator HMP)

No comments: