Thursday, March 29, 2007

GAJAH-GAJAH YANG KEHILANGAN GADINGNYA....

Ketika berjalan di dalam kampus pada tahun ajaran kali ini, sangat terasa perbedaan ‘hawa’ kampus dengan tahun-tahun sebelumnya. Tak terdengar lagi suara-suara ‘gajah-gajah kecil’ mengumandangkan lagu perjuangan, tak terdengar lagi semangat berkobar, tak terlihat lagi derap langkah persatuan di jalan2 kampus, CC bagai kuburan, tak terdengar lagi Salam Ganesha dari adik-adik kita angkatan 2005 yang berapi-api karena OSKMnya cemen. Jika ada survey yang menanyakan berapa persen dari angkatan 2005 (± 3000 orang) yang hapal dan benar dalam melakukan salam tersebut, saya ragu besarnya akan lebih dari 40%.

Akankah kita yang mulai tumbuh menjadi ‘gajah dewasa’ ini tetap membiarkan hal seperti ini terjadi? Apakah mulut-mulut kita terkunci oleh selembar surat resmi dari rektorat? Tentu jawabannya sangat majemuk tergantung dari persepsi setiap orang. Bagi sebagian besar dari kita mungkin tidak peduli dan terjepit oleh tuntutan lulus tepat waktu dan memutuskan untuk tidak mengurusi dunia kemahasiswaan, atau golongan minoritas lain yang masih melakukan aktivitasnya secara sembunyi-sembunyi.

Kata seorang teman saya, jaman sudah berubah, untuk itu kita juga harus berubah kalau tidak digerus oleh jaman. Ok, saya sangat setuju dengan pernyataan itu, tetapi yang perlu diperhatikan adalah apakah generasi selanjutnya masih bisa merasakan JIWA dan beratnya TANGGUNG JAWAB yang dibebankan kepada seniornya. Kondisi ini tidak terlepas dari metode yang digunakan dalam suatu kegiatan yang kata mereka kaderisasi atau orientasi studi. Ketidaksiapan untuk berubah saat ini merupakan kendala terbesar bagi himpunan. Apalagi tahun ini, dengan formasi kekuatan rektorat yang sudah matang, himpunan banyak yang ‘keok’ sehingga ada beberapa yang tidak bermain sesuai peraturan. Tentunya hal seperti ini dapat menjadi bumerang bagi tahun berikutnya. Karena setiap himpunan mendefinisikan arti kaderisasi, ospek, dan senioritas berbeda-beda. Dengan permasalahan yang rumit di setiap himpunan, akankah kita akan tergabung lagi di kemahasiswaan terpusat? Kalaupun iya, harusnya sejak ada surat edaran dilarang melakukan orientasi studi, teman2 kita di samping Tokema itu harus LANGSUNG bergerak, sebelum menjadi kompleks permasalahannya dikarenakan jadwal tahunan tiap himpunan beda. Sialnya ketika nasi sudah jadi bubur, memang penyesalan selalu datang di akhir, tapi harusnya ada langkah KONKRET yang dilakukan sebelum himpunan kecewa dan putus asa karena tidak tahu harus melakukan apa. Sebelum ‘gajah-gajah’ itu capek dan meletakkan gadingnya karena kampus ini sudah MATI dan berisi robot yang melakukan riset2 aneh.

No comments: