Thursday, March 29, 2007

STRUKTUR MAHASISWA

Definisi struktur dalam konteks ini adalah posisi atau letak hubungan antara Rektorat dengan Kabinet KM ITB. Sekarang dengan AD/ART ITB yang baru, hanya diakui organisasi kemahasiswaan terpusat dan setingkat fakultas. Secara struktural, Pak Widyo (Wakil Rektor Bid. Kemahasiswaan) mengajukan bahwa letak KM ITB berada di bawah Rektorat. Tetapi hal itu ditolak oleh KM karena dapat berakibat munculnya keputusan-keputusan sepihak. Sedangkan menurut AD/ART KM ITB yang baru direvisi oleh Kongres, hubungan kita dengan rektorat berada pada garis koordinatif, dan bukan subordinatif.

Sejalan dengan letak KM ITB dengan Rektorat, hal ini akan mempengaruhi kinerja dan sifat dari kemahasiswaan terpusat yang terancam dikukung. Jika posisi kita di bawah, jelas sekali pasti ada intervensi langsung yang dapat mengatur semua perangkat organisasi mahasiswa yang ada di bawah KM ITB yaitu himpunan dan unit. Jika hal ini terjadi, kita tidak mempunyai kebebasan untuk melakukan kegiatan, dan hanya sebatas mendukung visi dan misi ITB yang berbasis pada riset. Posisi ini mendatangkan banyak keuntungan bagi kita seperti dimudahkannya pencairan dana. Kalau seperti itu ya oke-oke aja, tetapi suatu saat akan timbul keengganan untuk menuruti keinginan rektor yang tidak sesuai dengan tujuan dan visi misi KM ITB. Bukan maksud saya untuk meremehkan visi ITB tersebut, tetapi sering kali konteks “riset” adalah proyek-proyek berorientasi profit yang menggilas rakyat, mementingkan kepentingan golongan, dsb.

Dampak yang kita rasakan langsung adalah telah dikebirinya sistem kaderisasi mahasiswa baru yang selama ini berjalan dengan sudut pandang yang menyamaratakan semua himpunan. Walaupun ada beberapa himpunan yang punya prestasi bagus dan mengharumkan nama ITB, yang telah mengajukan bentuk pengkaderan yang bagus serta berlandaskan keprofesian, tetap saja sikap Rektorat tidak bergeming. Penolakan terhadap semua sistem kaderisasi himpunan tidak berdasar dan tidak logis. Kondisi ini akan semakin memperlebar jarak antara Rektorat dengan mahasiswa.

Jika posisi kita dengan Rektor berdasarkan garis koordinasi, hal ini akan membuat gerakan kemahasiswaan lebih independen dan lebih kritis. Tentunya kebebasan di sini masih dalam batas norma dan tanggung jawab pada masyarakat.

Perbedaan yang membuat keduanya seakan sulit sekali untuk sepakat adalah lingkup wewenangnya. Rektorat berwenang mengeluarkan peraturan pada tingkat tertentu, sedangkan KM ITB hanya berwenang mengatur mahasiswa. Tetapi walau bagaimanapun keduanya harus mengikuti peraturan ITB. Harusnya kita bersama dapat berbesar hati untuk duduk bersama merumuskan bentuk terbaik yang berdampak biak bagi semua puhak. Tapi, nyatanya orang-orang di depan Jl. Pelesiran itu tetap bersikukuh. (@le dong..!!)

No comments: